Pages

Tuesday, 8 September 2015

PENGERTIAN MEDIA DAN MEDIA PEMBELAJARAN


AECT (1977) sebuah organisasi yang bergerak dalam teknologi pendidikan dan komunikasi, mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses penyalur-an informasi. Demikian juga Molenda dan Russel (1990) mengungkapkan bahwa "media is a channel of communication. Derived froni the latin word for "between", the term refers to anything that carries information between a source and a receiverr Robert Hanick, Dkk (1986) mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat kita garis bawahi bahwa media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan. Misalkan seorang kepala desa ingin mengajak kerja bakti kepada warganya pada hari dan waktu tertentu, maka ia menuliskan ajakan tersebut di papan pengumuman desa. Dalam konteks ini, papan pengumuman merupakan media bagi kepala desa. Seorang presiden memberitahukan kenaikan harga BBM, pemberitahuan itu is sampaikan melalui televisi, radio atau surat kabar. Alat-alat tersebut dapat dikatakan sebagai media. Dari penjelasan di atas, maka media itu adalah perantara untuk menyampaikan pesan tertentu dari pengirim ke penerima pesan. Dengan demikian media pertama kali digunakan sebagai alat bantu penyalur pesan.
Sekarang apa yang dimaksud dengan media pembela-jaran? Apakah media pembelajaran sama dengan media itu sendiri?
(Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Bagi Rossi media itu sama dengan alat-alat fisik yang mengandung informasi dan pesan pendidikan. Pendapat Rossi itu juga dikemukakan oleh AECT (1977) yang menjelaskan media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
Dari konsep di atas, maka bedanya antara media dan media pembelajaran terletak pada pesan atau isi yang ingin disampaikan. Artinya alat apa pun itu asal berisi tentang pesan-pesan pendidikan termasuk ke dalam media pendidikan atau media pembelajaran. Dalam kasus pak lurah ingin mengajak bekerja bakti pada warganya melalui papan pengumuman desa, tidak termasuk pada media pembelajaran, sebab pesan yang disampaikan sebatas pengumuman saja. Dengan demikian, media pembelajaran alat yang mengandung pesan pendidikan. Jadi pesan-pesan pendidikan serta alat penyalurnya merupakan kata kunci dari media. Misalnya buku dapat dikatakan sebagai suatu media manakala ada pesan yang disampaikan dalam buku tersebut. Demikian juga dengan televisi atau radio, dapat dikatakan sebagai suatu media pendidikan manakala berisi program-program pendidikan. Tidaklah dikatakan media pendidikan atau media pembela-jaran manakala buku tersebut adalah kertas-kertas kosong yang tidak ada pesannya. Demikian juga dengan televisi atau radio, tidak dikatakan media pendidikan manakala tidak mengandung pesan pendidikan.
Namun demikian, apakah pesan-pesan itu hanya dapat disampaikan melalui alat-alat tertentu seperti buku, TV atau radio saja? Bukankah tujuan pendidikan atau tujuan pembelajaran bukan hanya sekadar mengetahui dan memahami informasi yang ingin disampaikan? Bukankah belajar tidak hanya sekadar duduk, mendengarkan dan mencatat setiap informasi. Bukankah dalam pendidikan atau pembelajaran informasi itu hanya merupakan alat untuk mengubah perilaku siswa? Dalam konteks ini media bukan hanya sekadar informasi beserta alatnya, akan tetapi juga proses mempelajarinya, sebab informasi atau pesan yang hanya diketahui hasil pemberitahuan orang lain, tidak akan menjadikan informasi tersebut menjadi bermakna dalam hidupnya. Dengan demikian sebagai perantara media juga meliputi berbagai pengalaman untuk memahami materi pelajaran. Gerlach dan Ely (1980) memandang media pembelajaran bukan hanya berupa alat dan bahan saja, akan tetapi hal-hal yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Selanjutnya Gerlach dan Ely menyatakan " A medium, conceived is any person, material or even that establish condition which enable the learner to acquire knowledge, skill and attitude." Menurut Gerlach secara umum media (pembelajaran) itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi dalam pengertian ini media pembelajaran/media pendidikan bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetakan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, serta untuk menambah keterampilan.
Sependapat dengan pandangan Gerlach, Gagne (1970) juga menyatakan bahwa media pembelajaran adalah pelbagai komponen yang ada dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Lingkungan itu sendiri cukup luas, meliputi lingkungan yang didesain sedemikian rupa untuk kebutuhan proses pembelajaran seperti laboratorium, perpustakaan, atau mungkin apotek hidup dan lain sebagainya; dan lingkungan yang tidak didesain untuk kebutuhan pembelajaran akan tetapi dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran siswa seperti kantin sekolah, taman dan halaman sekolah, kamar mandi dan lain sebagainya.
Dari uraian di atas, maka nampak jelas terjadinya pergeseran tentang media pembelajaran, yakni dari media yang menitikberatkan pada alat untuk menyampaikan informasi pesan yang berarti media lebih mementingkan pada sumber pesan itu sendiri yakni guru, menjadi media sebagai segala sesuatu yang dapat memengaruhi belajar siswa, yang berarti media menitikberatkan pada proses dan siswa itu sendiri. Dengan demikian, yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya.
Dari batasan tersebut minimal ada dua hal yang harus dipahami. Pertama, media pembelajaran tidak terbatas pada alat saja seperi TV, radio CD dan lain sebagainya, akan tetapi meliputi pemanfaatan lingkungan baik yang didesain atau tidak untuk pembelajaran serta kegiatan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kedua, media digunakan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau digunakan untuk menanamkan keterampilan tertentu. Ini berarti dalam alat dan kegiatan yang dirancang itu mengandung pesan tertentu sesuai dengan tujuan penggunaan media itu sendiri.

Referensi:
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran (Hal: 57-61). Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

No comments:

Post a Comment