Pages

Monday, 14 September 2015

PENILAIAN SIKAP

 
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Manusia mempunyai sifat bawaan, misalnya: kecerdasan, temperamen, dan sebagaimya. Faktor-faktor ini memberi pengaruh terhadap pembentukan sikap (Olson & Zanna, 1993). Selain itu, manusia juga mempunyai sikap warisan, yang terbentuk dengan kuat dalam keluarga. Misalnya sentimen golongan, keagamaan, dan sebagainya. Namun secara umum, para pakar psikologi sosial berpendapat bahwa sikap manusia terbentuk melalui proses pembelajaran dan pengalaman.
Menurut Klausmeier (1985), ada tiga model belajar dalam rangka pembentukan sikap. Model-model ini sesuai dengan kepentingan penerapan dalam dunia pendidikan. Tiga model tersebut.
·             Mengamati dan meniru, pembelajaran model ini berlangsung pengamatan dan peniruan melalui model (learning through modeling). Tingkah laku manusia dipelajari dengan meng-amati dan meniru tingkah laku atau perbuatan orang lain terutama orang-orang yang berpengaruh.
·             Menerima penguatan, penguatan dapat berupa ganjaran (penguatan positif) dan dapat berupa penguatan hukuman (penguatan negatif). Dalam proses pendidikan, guru atau orangtua dapat memberikan ganjaran berupa pujian atau hadiah kepada anak yang berbuat sesuai dengan nilai-nilai tertentu. Dari waktu ke waktu respon yang diberi ganjaran tersebut akan bertambah kuat.
·             Menerima informasi verbal, informasi tentang berbagai hal dapat diperoleh melalui lisan atau tulisan. Informasi tentang objek tertentu yang diperoleh oleh seseorang akan mempengaruhi pembentukan sikapnya terhadap objek yang bersangkutan.
a.      Sikap dan Objek Sikap yang Perlu Dinilai
Dalam kegiatan pembelajaran, penilaian terhadap sikap selain bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi pembelajaran, berguna juga sebagai feeback pengembangan pembelajaran.
Secara umum, penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai objek sikap sebagai berikut:
§   Sikap terhadap mata pelajaran.
§   Sikap guru terhadap mata pelajaran.
§   Sikap terhadap proses pembelajaran
§   Sikap terhadap materi dari pokok-pokok bahasan yang ada
§   Sikap berhubungan dengan nilai-nilai tertentu yang ingin ditanamkan dalam diri siswa melalui materi tertentu.
§   Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum
b.      Tindak Lanjut
Hasil penilaian sikap perlu dimanfaatkan dan ditindak-lanjuti. Hasil pengukuran dan penilaian sikap siswa dalam kelas, tujuan utamanya bukanlah untuk dilaporkan dalam bentuk angka, seperti nilai penguasaan pengetahuan (domain kognitif) atau keterampilan (domain psikomotor). Manfaat utama pengukuran dan penilaian sikap adalah untuk mem-peroleh masukan atau umpan balik bagi peningkatan profe-sionalisme guru, perbaikan proses pembelajaran dan pembinaan sikap siswa. Secara terperinci, hasil pengukuran dan penilaian sikap dalam kelas dapat dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut.
§   Pembinaan sikap siswa, baik secara pribadi maupun kla-sikal, perlu memperhatikan teori pembentukan dan per-ubahan sikap. Sebagian dari teori itu telah dijelaskan pada bagian awal dari naskah pedoman ini.
§   Perbaikan proses pembelajaran, misalnya secara umum siswa menunjukkan sikap negatif terhadap pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu, ada kemungkinan siswa belum dapat menyerap dengan benar materi pelajaran dan belum dapat memahami dengan benar konsep-konsepnya. Oleh karena itu, siswa belum dapat mempersepsikan dengan benar tentang objek sikap pokok bahasan atau mata pelajar-an sebagai yang dinyatakan, sehingga memberi respon negatif dalam memberi jawaban. Dalam hal ini, guru perlu mengkaji lebih mendalam dan mungkin perlu memberikan perhatian khusus dan penekanan-penekanan tertentu dalam proses pembelajaran.
§   Peningkatan profesionalitas guru. Hasil pengukuran dan penilaian sikap dapat dimanfaatkan pula dalam rangka pembinaan profesionalisme guru. Berdasarkan hasil peng-ukuran dan penilaian sikap, guru dapat memperoleh infor-masi tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berdasarkan persepsi siswa. Informasi tersebut sangat ber-manfaat dalam rangka melakukan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pribadi dan kemampuan profe-sional guru.
b.      Cara-cara Menilai Perilaku
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan skala sikap. Obser-vasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku caatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan Iiswa selama di sekolah (Critical Incidents Record). Pertanyaan langsung dilakukan dengan menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Berdasarkan jawaban dan reaksi yang tampil dari seseorang dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap orang itu ter-hadap sikap tertentu.
Penggunaan skala sikap mengambil dari teknik-teknik yang telah dikembangkan, namun yang paling praktis dan murah diimplementasikan adalah Skala Diferensiasi Semantik (Semantic Differential Technique). Teknik ini dapat digunakan pada berbagai bidang, dan teknik ini sederhan dan mudah diimplementasikan dalam pengukuran dan skala sikap di kelas. Langkah-langkah pengembangan skala dengan teknik ini sebagai berikut:
§    Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya, misalnya "Mata Pelajaran Agama Islam"
§    Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan objek penilaian sikap. Misalnya menarik; penting; menyenangkan; mudah dipelajari; dan sebagainya.
§    Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala
§    Menentukan rentang skala pasangan dan penskorannya

Referensi:
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran (hal:213-2015). Bandung:PT. Remaja Rosda Karya

No comments:

Post a Comment